Rabu, 06 Juni 2012

Definisi Paragraf , Serta Narasi


PENGERTIAN PARAGRAF
            Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai ada kalimat penutup.
            Paragraf dapat juga dikatakan karangan paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca sebuah tulis atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah mengosentrasikan pikiran dari suatu gagasanke gagasan lain. Dengan adanya paragraf gagasan yanga terkandung dalam paragraf itu.

NARASI
Istilah narasi atau naratif berasal dari kata bahasa inggris Naration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Narasi berusaha menyajikan serangkaian suatu peristiwa menurut situasi terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kapada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
Menurut Keraf (1985: 136) narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi”. Narasi berusaha menjawab pertanyaan “ apa yang telah terjadi?”.
            Narasi adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan pengembangan dari waktu ke waktu. Dalam paragraf narasi diperlukan atau didasarkan pada konflik, suatu konflik atau gagasan dengan kenyataan atau keadaan yang ada di dalam lingkungan kehidupan dimana peristiwa itu terjadi. Tulisan narasi biasanya mempunyai pola, pola yang sederhana adalah berupa adanya awal peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir peristiwa.
Narasi memiliki ciri:
-          Berupa cerita tentang peristiwa yang disampaikan.
-          Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa yang benar-benar terjadi atau berupa imajinasi.
-          Berdasarkan konflik.
-          Memiliki nilai estetika
-          Menekankan susunan kronologis
-          Biasanya memiliki dialog
Narasi lebih menekankan pada usaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Dengan demikian, pengertian narasi mencakup suatu unsur dasar yaitu perbuatan atau tindakan yang terjalin dalam suatu rangkaian waktu. Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: alur, tokoh, latar dan sudut pandang. Komponen-komponen inilah yang jalin-menjalin membentuk satu kesatuan dalam narasi.
Dalam narasi, rangkaian peristiwa sangat penting. Segala sesuatu diusahakan supaya peristiwa menjadu jelas dan menarik serta menunjukan kebenaran keoada pembaca. Untuk mencapai maksud tersebut narasi menggunakan deskripsi, eksposisi, dan dialog dalam penyajiannnya.


KARAKTERISTIK NARASI
            Berdasarkan tujuan penulisannya, maka narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu seperti yang dijelaskan berikut ini:
1.      Narasi ekspositoris
Narasu ini bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasarn utamanya adalah rasio, yaitu perluasan pengetahuan para penbaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa.

2.      Narasi sugestif
Narasi ini bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dengan suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian ini berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman.


PRINSIP-PRINSIP NARASI
Stuktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen membentuknya: alur, tokoh, latar dan sudut pandang. Komponen-komponen inilah yang jalin-menjalin membentuk satu kesatuan dalam narasi.
a.      Alur (plot)
Alur tidak dapat dipasahkan oleh cerita. Jalan cerita memuat kejadian. Tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian-kejadian cerita tersebut adalah alur, yaitu segi rohania dari kajadian.

b.      Tokoh
Seperti dalam kahidupan sehari-hari, suatu peristiwa selalu didukung oleh sejumlah tokoh dan pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mendukung peristiwa sehingga mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh. Salah satu ciri khas narasi adalah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita tersebut dalam suatu peristiwa dan kejadian.
c.      Latar
Suatu cerita pada hakikatnya adalah lulusan peristiwa atas kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh sesuatu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu, di suatu tempat. Karena manusia atau tokoh cerita itu tidak pernah lepas dari ruang dan waktu, maka tidak mungkin ada cerita tanpa latar. Penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam cerita disebut latar atau setting. Latar dalam cerita dibagi tiga jenis, latar waktu, latar tempat, latar sosial.
d.      Sudut pandang
Dalam penampilan cerita, seorang pengarang akan menempatkan dirinya pada posisi yang berbeda-beda. Cara memandang tokoh-tokoh cerita denga menempatkan dirinya pada posisi tertentu disebut sudut pandang atau titik pandang atau pusat pengesahan (point of view).
Kedudukan penceritaan dalam sebuah cerita secara pokok ada empat macam, yaitu pencerita sabagai pelaku utama, pencerita sebagai pelaku tetapi bukan sebagai pelaku utama, pencerita serba hadir, dan pencerita sebagai peninjau.




PENGEMBANGAN NARASI

Pengembangan karangan narasi berbeda dari karangan yang lain karena adanya penyusuan detail-detail ke dalam ruang waktu yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Jika cerita menyangkut latar tempat, pengisahan mengalami pergantian dari satu tempat ke tenpat lain. Dan jika cerita menyangkut pembuatan tokoh, pengisahan mengalami gerakan dari suatu adegan ke adegan berikutnya.
Dalam narasi, rangkaian peristiwa sangat penting. Segala sesuatu diusahakan supaya peristiwa menjadi jelas dan manarik serta menunjukkan kebenaran kepada pembaca. Untuk mencapai maksud tersebut, narasi menggunakan deskripsi, eksposisis, dan dialog dalam penyajiannya.
Deskripsi yang terperinci akan membantu menciptakan suasana yang di khendaki dalam cerita. Misalnya, suasana di desa akan lebih nyata terasa, jika pengarang melukiskan alam yang ada di desa. Suasana sunyi dan damai, hamparan sawah yang luas dan sebagainya.
Eksposisi juga diperlukan dalam narasi. Eksposisi memuat keterangan atau penjelasan sesuatu tentang pokok persoalan tertentu, baik itu faktual maupun imajinatif, baik itu berupa ide atau opini. Eksposisi dalam narasi akan memberikan penjelasan atau komentar mengapa ada hal-hal tertentu yang terjadi, dan mengapa tokoh tertentu melakukan perbuatan tertentu pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar