PENGERTIAN
PARAGRAF
Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat
topik, kalimat penjelas sampai ada kalimat penutup.
Paragraf
dapat juga dikatakan karangan paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf,
kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan
kepayahan membaca sebuah tulis atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita
seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah mengosentrasikan
pikiran dari suatu gagasanke gagasan lain. Dengan adanya paragraf gagasan yanga
terkandung dalam paragraf itu.
NARASI
Istilah
narasi atau naratif berasal dari kata bahasa inggris Naration (cerita) dan
narrative (yang menceritakan). Narasi berusaha menyajikan serangkaian suatu
peristiwa menurut situasi terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti
kapada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah
dari cerita itu.
Menurut
Keraf (1985: 136) narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
terjadi”. Narasi berusaha menjawab pertanyaan “ apa yang telah terjadi?”.
Narasi
adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
pengembangan dari waktu ke waktu. Dalam paragraf narasi diperlukan atau
didasarkan pada konflik, suatu konflik atau gagasan dengan kenyataan atau
keadaan yang ada di dalam lingkungan kehidupan dimana peristiwa itu terjadi.
Tulisan narasi biasanya mempunyai pola, pola yang sederhana adalah berupa
adanya awal peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir peristiwa.
Narasi
memiliki ciri:
-
Berupa cerita tentang
peristiwa yang disampaikan.
-
Kejadian atau peristiwa
yang disampaikan dapat berupa peristiwa yang benar-benar terjadi atau berupa
imajinasi.
-
Berdasarkan konflik.
-
Memiliki nilai estetika
-
Menekankan susunan
kronologis
-
Biasanya memiliki
dialog
Narasi
lebih menekankan pada usaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Dengan
demikian, pengertian narasi mencakup suatu unsur dasar yaitu perbuatan atau
tindakan yang terjalin dalam suatu rangkaian waktu. Struktur narasi dapat
dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: alur, tokoh, latar dan sudut
pandang. Komponen-komponen inilah yang jalin-menjalin membentuk satu kesatuan
dalam narasi.
Dalam
narasi, rangkaian peristiwa sangat penting. Segala sesuatu diusahakan supaya
peristiwa menjadu jelas dan menarik serta menunjukan kebenaran keoada pembaca.
Untuk mencapai maksud tersebut narasi menggunakan deskripsi, eksposisi, dan
dialog dalam penyajiannnya.
KARAKTERISTIK
NARASI
Berdasarkan
tujuan penulisannya, maka narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu seperti
yang dijelaskan berikut ini:
1. Narasi
ekspositoris
Narasu ini bertujuan
untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.
Sasarn utamanya adalah rasio, yaitu perluasan pengetahuan para penbaca sesudah
membaca kisah tersebut. Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya
suatu peristiwa.
2. Narasi
sugestif
Narasi ini bertalian
dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dengan suatu kejadian atau
peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian ini berlangsung dalam satu kesatuan
waktu. Sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang, tetapi berusaha
memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman.
PRINSIP-PRINSIP
NARASI
Stuktur
narasi dapat dilihat dari komponen-komponen membentuknya: alur, tokoh, latar
dan sudut pandang. Komponen-komponen inilah yang jalin-menjalin membentuk satu
kesatuan dalam narasi.
a. Alur
(plot)
Alur tidak dapat dipasahkan oleh cerita. Jalan
cerita memuat kejadian. Tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada
alasannya. Yang menggerakkan kejadian-kejadian cerita tersebut adalah alur,
yaitu segi rohania dari kajadian.
b. Tokoh
Seperti dalam kahidupan sehari-hari, suatu peristiwa
selalu didukung oleh sejumlah tokoh dan pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang
mendukung peristiwa sehingga mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh. Salah
satu ciri khas narasi adalah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu
rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita tersebut dalam suatu peristiwa
dan kejadian.
c. Latar
Suatu cerita pada hakikatnya adalah lulusan
peristiwa atas kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh sesuatu atau beberapa
orang tokoh pada suatu waktu, di suatu tempat. Karena manusia atau tokoh cerita
itu tidak pernah lepas dari ruang dan waktu, maka tidak mungkin ada cerita
tanpa latar. Penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam cerita
disebut latar atau setting. Latar dalam cerita dibagi tiga jenis, latar waktu,
latar tempat, latar sosial.
d. Sudut
pandang
Dalam penampilan cerita, seorang pengarang akan
menempatkan dirinya pada posisi yang berbeda-beda. Cara memandang tokoh-tokoh
cerita denga menempatkan dirinya pada posisi tertentu disebut sudut pandang
atau titik pandang atau pusat pengesahan (point of view).
Kedudukan penceritaan dalam sebuah cerita secara
pokok ada empat macam, yaitu pencerita sabagai pelaku utama, pencerita sebagai
pelaku tetapi bukan sebagai pelaku utama, pencerita serba hadir, dan pencerita
sebagai peninjau.
PENGEMBANGAN
NARASI
Pengembangan karangan narasi berbeda
dari karangan yang lain karena adanya penyusuan detail-detail ke dalam ruang
waktu yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Jika
cerita menyangkut latar tempat, pengisahan mengalami pergantian dari satu tempat
ke tenpat lain. Dan jika cerita menyangkut pembuatan tokoh, pengisahan
mengalami gerakan dari suatu adegan ke adegan berikutnya.
Dalam narasi, rangkaian peristiwa sangat
penting. Segala sesuatu diusahakan supaya peristiwa menjadi jelas dan manarik
serta menunjukkan kebenaran kepada pembaca. Untuk mencapai maksud tersebut,
narasi menggunakan deskripsi, eksposisis, dan dialog dalam penyajiannya.
Deskripsi yang terperinci akan membantu
menciptakan suasana yang di khendaki dalam cerita. Misalnya, suasana di desa
akan lebih nyata terasa, jika pengarang melukiskan alam yang ada di desa.
Suasana sunyi dan damai, hamparan sawah yang luas dan sebagainya.
Eksposisi juga diperlukan dalam narasi.
Eksposisi memuat keterangan atau penjelasan sesuatu tentang pokok persoalan
tertentu, baik itu faktual maupun imajinatif, baik itu berupa ide atau opini.
Eksposisi dalam narasi akan memberikan penjelasan atau komentar mengapa ada
hal-hal tertentu yang terjadi, dan mengapa tokoh tertentu melakukan perbuatan
tertentu pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar