Rabu, 06 Juni 2012

Seminar Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang dan masalah
1.1.1 latar belakang
           Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu rangkaian yang kompleks dan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang dalam membantu mengembangkan potensi untuk mencapai suatu pendewasaan berfikir. Hal ini dimaksudkan bahwa anak didik sebagai anak Negara dan warga masyarakat dapat menyadari sepenuhnya akan tujuan pendidikan yang sedang dijalaninya. Dan sektor pendidikan sebagai tumpuan harapan bangsa dapat diletakkan untuk melahirkan manusia yang berkualitas. Karena pendidikan merupakan salah satu matarantai sistem pengembangan nasional yang berorientasi pada usaha pembinaan dan pengembangan manusia yang pada gilirannya akan mempunyai peranan untuk turut serta dalam pembangunan. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peranan guru dan keikutsertaan siswa.
           Di Indonesia mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran bahasa Indonesia juga masuk sebagai mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional untuk kelulusan bagi setiap pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama (SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran siswa.
           Dalam kurikulum 1994 ditetapkan bahwa Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai salah satu program inti. Sehingga perlu mendapat perhatian khusus  dari Guru Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejalan dengan perkembangan kurikulum Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bai pada pada jenjang pendidikan menengah atas (SMA), sekolah lanjutan tingkat pertama, maupun sekolah dasar (SD), materi pembelajarn bahasa Indonesia meliputi aspek mendengar, berbicara, menulis, serta kebahasaan.
           Di dalam masyarakat modern seperti seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara tidak langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengar merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan menulis dan membaca merupakan komunikasi secara tidak langsung.
           Aktivitas menulis merupakn salah satu manisfestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, berbicara (Nurgiantoro, 2001 :296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraph atau wacana yang runtut dan padu.
           Nurgiantoro (2001 :273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagaan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca.




1.1.2  Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa SMPN 2 Kendari kelas VIII2 Dengan Metode Kooperatif Tipe STAD?”

1.2   Tujuan dan manfaat penelitian
1.2.1     Tujuan penelitian
           Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa SMPN 2 Kendari kelas VIII2 Dengan Metode Kooperatif Tipe STAD.

1.2.2     Manfaat penalitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkam memberikan kontribusi:
1.       Bagi Guru, dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, sehingga konsep-konsep bahasa Indonesia yang diajarkan dapat dikuasai siswa. Disamping itu, dengan diberikannya contoh penelitian tindakan kelas, guru akan terbisa melakukan penelitian.
2.       Bagi siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan metode kooperatif tipe STAD.
3.       Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

1.3   Definisi operasional
1.       Menulis adalah mengungkapkan gagasan melalui media bahasa.
2.       Paragraph eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan agar pembaca menarima atau mengikutinya.
3.       Kooperatif adalah salah satu jenis pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.       Tipe STAD adalah salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kemampuan yang berbeda.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep menulis
Menurut Tarigan (1985: 20), pengertian menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau memahami bahasa dan grafis itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara menulis dan melukis.
Widya martaya (1980:9) mengemukakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan melalui bahwa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Pengertian ini mengandung empat unsur penting, yaitu (1) gagasan, (2) bahan tulis, (3) untuk membaca, (4) terpahami.
Syafi’ie (1988:45), mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah meluangkan gagasan pendapat, perasaan keinginan serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain. Akhadiah, dkk. (1991:104) mengemukakan bahwa masalah menulis tidak dapat di paskan dalam masalah berkehidupan berkomunikasi. Dalam kegiatan menulis terkandung unsur penting, yaitu (1) rangkaian kata atau kalimat, (2) tepat, dan (3) berkomunikasi.

2.2 kemampuan menulis karangan
Kemampuan menulis merupakan kemampuan menulis berbahasa yang perlu dimiliki seseorang , terutama bagi para siswa di sekolah. Kemampuan ini diperlukan bagi siswa karena memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan berbahasa mereka yang digunakan dalam berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Siswa, tentunya tidak langsung menguasai kemampuan menulis dengan baik, tanpa memehami syarat-syarat yang diperlukan untuk menuangkan gagasan dalam bentuk paragraf.
Dalam kegiatan tulis menulis, banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Akhadiah, dkk. (1991:105) mengemukakan bahwa sebuah tulis paragraph yang baik harus bersifat komunikatif.  Untuk menghasilkan paragraph seperti itu, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang apa yangakan ditulis. Disamping itu, dia juga harus mengetahui bagaimana menuliskannya. Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua menyangkut kemampuan menggunakan bahasa dan teknik penulisannya. Baik isi maupun bahasa berhubungan erat dengan proses berfikir.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Akhadiah. Dkk, di atas,dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menurut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Untuk menulis sebuah peragraf yang sederhana secara teknis sudah dituntut untuk memenuhi persyaratan dasar seperti seseorang yang menulis sebuah paragraph yang rumit. Seseorang yang menulis paragraph harus memehami sejumlah kemempuan dasar menulis yang baik.
Mengenai tulisan yang baik, Morris beserta rekan-rekannya, (1964:706) mengatakan bahwa tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Semua komunikasi tulis adalah efektif atau tepat guna : (1) kalau sang penulis tahu apa yang harus dikatakanyaitu kalau dia mengetahui benar-benar pokok pembicaraan, (2) kalau sang penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur terhadap gagasan-gagasan, dan (3) kalau sang penulis mengetahui bagaimana caranya mengekspresikan dirinya dengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu dengan gaya yang serasi.
Bagi siswa dituntut dengan adanya istilah yang teratur yang berkesinambungan sehingga upaya guru, dalam hal ini guru bahasa dan sastra Indonesia sangat diharapkan dalam membantu para siswa untuk berlatih menulis. Latihan kemepuan menulis memerlukan adanay landasan tujuan yang harus dicapai agar mudah merencanakan dan menetapkan program latihan yang dpat mempraktikkan kegiatan menulis dalam kegiatan sehari-hari.
Syafi’ie (1988:42) mengungkapkan beberapa kemampuan yang harus dipunyai oleh seorang penulis, yaitu :
a.       Kemampuan menemukan masalah yang akan ditulis
 Kemampuan menemukan masalah harus didukung oleh kemampuan penalaran yang baik serta kepekaan terhadap keadaan yang terjadi alam masyarakat dan lingkungan.
b.       








Tidak ada komentar:

Posting Komentar