BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang dan masalah
1.1.1 latar belakang
Pada hakikatnya pendidikan merupakan
suatu rangkaian yang kompleks dan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat
penting bagi setiap orang dalam membantu mengembangkan potensi untuk mencapai
suatu pendewasaan berfikir. Hal ini dimaksudkan bahwa anak didik sebagai anak
Negara dan warga masyarakat dapat menyadari sepenuhnya akan tujuan pendidikan
yang sedang dijalaninya. Dan sektor pendidikan sebagai tumpuan harapan bangsa
dapat diletakkan untuk melahirkan manusia yang berkualitas. Karena pendidikan
merupakan salah satu matarantai sistem pengembangan nasional yang berorientasi
pada usaha pembinaan dan pengembangan manusia yang pada gilirannya akan
mempunyai peranan untuk turut serta dalam pembangunan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak terlepas dari peranan guru dan keikutsertaan siswa.
Di Indonesia mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan
di sekolah-sekolah. Mata pelajaran bahasa Indonesia juga masuk sebagai mata
pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional untuk kelulusan bagi setiap
pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama
(SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran siswa.
Dalam kurikulum 1994 ditetapkan bahwa
Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai salah satu program inti.
Sehingga perlu mendapat perhatian khusus
dari Guru Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejalan dengan
perkembangan kurikulum Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bai pada pada jenjang pendidikan
menengah atas (SMA), sekolah lanjutan tingkat pertama, maupun sekolah dasar
(SD), materi pembelajarn bahasa Indonesia meliputi aspek mendengar, berbicara,
menulis, serta kebahasaan.
Di dalam masyarakat modern seperti
seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi
secara tidak langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara
dan mendengar merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan menulis dan
membaca merupakan komunikasi secara tidak langsung.
Aktivitas menulis merupakn salah satu
manisfestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang akhir yang dikuasai
pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, berbicara (Nurgiantoro, 2001
:296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh
pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai
aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraph atau wacana yang runtut
dan padu.
Nurgiantoro (2001 :273) mengungkapkan
bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagaan melalui media bahasa.
Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya
sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas
dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca.
1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Kemampuan Menulis Paragraf
Eksposisi Siswa SMPN 2 Kendari kelas VIII2 Dengan Metode Kooperatif Tipe STAD?”
1.2
Tujuan
dan manfaat penelitian
1.2.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa SMPN 2 Kendari kelas
VIII2 Dengan Metode Kooperatif Tipe STAD.
1.2.2
Manfaat
penalitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini diharapkam memberikan kontribusi:
1. Bagi Guru, dengan dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, sehingga konsep-konsep bahasa Indonesia
yang diajarkan dapat dikuasai siswa. Disamping itu, dengan diberikannya contoh
penelitian tindakan kelas, guru akan terbisa melakukan penelitian.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini
akan sangat bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
eksposisi dengan metode kooperatif tipe STAD.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini
akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran.
1.3 Definisi operasional
1.
Menulis
adalah mengungkapkan gagasan melalui media bahasa.
2.
Paragraph
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai
ajakan agar pembaca menarima atau mengikutinya.
3.
Kooperatif
adalah salah satu jenis pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.
Tipe
STAD adalah salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa
dibentuk dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang
mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kemampuan yang berbeda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep menulis
Menurut Tarigan (1985: 20), pengertian menulis
adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut kalau memahami bahasa dan grafis itu. Gambar
atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari ekspresi bahasa.
Hal ini merupakan perbedaan utama antara menulis dan melukis.
Widya martaya (1980:9) mengemukakan bahwa
menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
melalui bahwa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang
dimaksudkan oleh penulis. Pengertian ini mengandung empat unsur penting, yaitu
(1) gagasan, (2) bahan tulis, (3) untuk membaca, (4) terpahami.
Syafi’ie (1988:45), mengatakan bahwa menulis
pada hakikatnya adalah meluangkan gagasan pendapat, perasaan keinginan serta
informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain.
Akhadiah, dkk. (1991:104) mengemukakan bahwa masalah menulis tidak dapat di
paskan dalam masalah berkehidupan berkomunikasi. Dalam kegiatan menulis
terkandung unsur penting, yaitu (1) rangkaian kata atau kalimat, (2) tepat, dan
(3) berkomunikasi.
2.2 kemampuan menulis karangan
Kemampuan menulis merupakan kemampuan menulis
berbahasa yang perlu dimiliki seseorang , terutama bagi para siswa di sekolah.
Kemampuan ini diperlukan bagi siswa karena memiliki kaitan yang erat dengan
kemampuan berbahasa mereka yang digunakan dalam berkomunikasi secara tidak
langsung dengan orang lain. Siswa, tentunya tidak langsung menguasai kemampuan
menulis dengan baik, tanpa memehami syarat-syarat yang diperlukan untuk
menuangkan gagasan dalam bentuk paragraf.
Dalam kegiatan tulis menulis, banyak
persyaratan yang harus dipenuhi. Akhadiah, dkk. (1991:105) mengemukakan bahwa
sebuah tulis paragraph yang baik harus bersifat komunikatif. Untuk menghasilkan paragraph seperti itu,
seseorang harus memiliki pengetahuan tentang apa yangakan ditulis. Disamping
itu, dia juga harus mengetahui bagaimana menuliskannya. Pengetahuan yang
pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua menyangkut kemampuan
menggunakan bahasa dan teknik penulisannya. Baik isi maupun bahasa berhubungan
erat dengan proses berfikir.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Akhadiah.
Dkk, di atas,dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang
kompleks, yang menurut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Untuk
menulis sebuah peragraf yang sederhana secara teknis sudah dituntut untuk
memenuhi persyaratan dasar seperti seseorang yang menulis sebuah paragraph yang
rumit. Seseorang yang menulis paragraph harus memehami sejumlah kemempuan dasar
menulis yang baik.
Mengenai tulisan yang baik, Morris beserta
rekan-rekannya, (1964:706) mengatakan bahwa tulisan yang baik merupakan
komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Semua komunikasi tulis adalah
efektif atau tepat guna : (1) kalau sang penulis tahu apa yang harus
dikatakanyaitu kalau dia mengetahui benar-benar pokok pembicaraan, (2) kalau
sang penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur terhadap gagasan-gagasan,
dan (3) kalau sang penulis mengetahui bagaimana caranya mengekspresikan dirinya
dengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu dengan gaya yang serasi.
Bagi siswa dituntut dengan adanya istilah yang
teratur yang berkesinambungan sehingga upaya guru, dalam hal ini guru bahasa
dan sastra Indonesia sangat diharapkan dalam membantu para siswa untuk berlatih
menulis. Latihan kemepuan menulis memerlukan adanay landasan tujuan yang harus
dicapai agar mudah merencanakan dan menetapkan program latihan yang dpat
mempraktikkan kegiatan menulis dalam kegiatan sehari-hari.
Syafi’ie (1988:42) mengungkapkan beberapa kemampuan
yang harus dipunyai oleh seorang penulis, yaitu :
a.
Kemampuan
menemukan masalah yang akan ditulis
Kemampuan menemukan masalah harus didukung
oleh kemampuan penalaran yang baik serta kepekaan terhadap keadaan yang terjadi
alam masyarakat dan lingkungan.
b.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar